Sunday 11 November 2012

Tanbihul Ghafilin – bab ikhlas hadits ke 11 – 12



Tanbihul Ghafilin – bab ikhlas hadits ke 11 – 12

11 - وَقَدْ رُوِيَ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ الطَّائِيِّ , عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَنَّهُ قَالَ: " يُؤْمَرُ بِأُنَاسٍ مِنَ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ حَتَّى إِذَا دَنَوْا (masuk)  مِنْهَا، وَاسْتَنْشَقُوا رَائِحَتَهَا، وَنَظَرُوا إِلَى قُصُورِهَا وَإِلَى مَا أَعَدَّ اللَّهُ لِأَهْلِهَا نُودُوا أَنِ اصْرِفُوهُمْ عَنْهَا لَا نَصِيبَ لَهُمْ فِيهَا، فَيَرْجِعُونَ بِحَسْرَةٍ وَنَدَامَةٍ مَا رَجَعَ الْأَوَّلُونَ وَالْآخِرُونَ بِمِثْلِهَا فَيَقُولُونَ: يَا رَبَّنَا لَوْ أَدْخَلْتَنَا النَّارَ قَبْلَ أَنْ تُرِيَنَا مَا (seandainya )  أَرَيْتَنَا مِنْ ثَوَابِ مَا أَعْدَدْتَهُ لِأَوْلِيَائِكَ، فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: «أَرَدْتُ بِكُمْ ذَلِكَ، كُنْتُمْ إِذَا خَلَوْتُمْ بَارَزْتُمُونِي بِالْعَظَائِمِ (engkau menampakkan kebesaran)، وَإِذَا لَقِيتُمُ النَّاسَ لَقِيتُمُوهُمْ مُخْبِتِينَ يَعْنِي مُتَوَاضِعِينَ تُرَاءُونَ النَّاسَ بِأَعْمَالِكُمْ، خِلَافَ مَا تَنْطَوِي عَلَيْهِ قُلُوبُكُمْ، هِبْتُم النَّاسَ وَلَمْ تَهَابُونِي وَأَجْلَلْتُمُ النَّاسَ وَلَمْ تُجِلُّونِي وَتَرَكْتُمْ لِلنَّاسِ وَلَمْ تَتْرُكُوا لِي، فَالْيَوْمَ أُذِيقُكُمْ أَلِيمَ عِقَابِي، مَعَ مَا حَرَمْتُكُمْ مِنْ جَزِيلِ ثَوَابِي» . .

Penjelasan pertama :
-               kisah ini merupakan bentuk penghinaan Allah kepada Ahli neraka. Bagaimana mereka juga mempermainkan perkataan dan perintah Allah didunia. Inilah seburuk-buruk balasan.
               
                Allah berfirman : tentang orang kafir yang meledek orang beriman didunia.
فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّىٰ أَنسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنتُم مِّنْهُمْ تَضْحَكُونَ [٢٣:١١٠]
Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka, (al-mukminun 110).

Surat al-ma’arij :
سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ (1)

وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ [٦:١١١]

 لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ (2) مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ (3) تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ (4) فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا (5) إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا (6) وَنَرَاهُ قَرِيبًا (7)

Dalam tafsir munir bahwa Prof. Dr wahbah zuhaili mengutip hadits dari imam ahmad dan ibn jarir atthabari : bahwa Waktu didunia itu hanyalah sebentar :
أخرجه الإمام أحمد وابن جرير عن أبي سعيد الخدري قال: قيل: يا رسول اللّه ما أطول هذا اليوم؟! فقال صلّى اللّه عليه وسلّم: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهُ لَيُخَفَّفُ عَنِ الْمُؤْمِنِ حَتَّى يَكُونَ عَلَيْهِ أَخَفَّ مِنْ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ يُصَلِّيهَا فِي الدُّنْيَا»

يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْلِ (8) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ (9) وَلَا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا (10) يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ (11) وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ (12) وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ (13) وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ (14) كَلَّا إِنَّهَا لَظَى (15) نَزَّاعَةً لِلشَّوَى (16) تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى (17) وَجَمَعَ فَأَوْعَى (18)


               
                Ketika masuk kedalam neraka mereka minta dihidupkan kembali agar beribadah :
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ [٢٣:٩٩] لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚإِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.  (al-mukminun : 99-100).

Wajah yang mereka banggakan, baju yang mereka kenakan tidak ada artinya.
تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ [٢٣:١٠٤]
Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.(al-mukminun 104).

Bahkan didalam neraka dalam surat Qaf dijelaskan :
لَّقَدْ كُنتَ فِي غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ [٥٠:٢٢]
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.

وَقَالَ قَرِينُهُ هَٰذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ [٥٠:٢٣]
Dan yang menyertai dia berkata: "Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku".

أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ [٥٠:٢٤]
Allah berfirman: "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala


12 - وَرُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , أَنَّهُ قَالَ: " لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ تَعَالَى جَنَّةَ عَدْنٍ خَلَقَ فِيهَا مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِبَشَرٍ، ثُمَّ قَالَ لَهَا: تَكَلَّمِي، فَقَالَتْ: قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ، ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَتْ: إِنِّي حَرَامٌ عَلَى كُلِّ بَخِيلٍ وَمُنَافِقٍ وَمُرَاءٍ ". .

Pelajaran :
-               ibnu abbas ketika Rasul meriwayatkan hadits ini beliau masih belia, artinya diwaktu belia saja beliau telah dikarunia hapalan yang kuat.

-               apa yang disebut surga adn ?
                Surga ini dipersiapkan untuk orang beriman lk/pr. Didalamnya malaikat memberi salam kepada penghuninya.  Ada istana-istana dan pepohonan serta sungai-sungai, dan mendapatkan apa saja yang mereka mau, mereka mengenakan symbol-simbol seperti gelang terbuat dari emas dan mutiara, busananya dari sutera hijau. Duduk diatas dipan-dipan dan kasur yang berbantal dan bertirai indah.

-               dalil ini menunjukkan bahwa surga tidak serupa, dan tidak dapat dibayangkan dengan akal.

-               mengapa didahulukan bakhil, lalu munafik, lalu orang riya ?
                Habib Abdullah mengatakan dalam al-hikam :
من لم يدفع عنه الفقرَ قليلُ المال، لم يُحصِّل له الغنى كثيرهُ. كذلك من لم ينتفع بقليل العلم، فهو من الانتفاع بكثيره أبعد
Jangan kita kira bakhil itu baik
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖسَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗوَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗوَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [٣:١٨٠]
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(ali imran 180).

                PRINSIP : SEDEKAH TIDAK NGURANGIN HARTA.

Kisah orang pelit yang sakit :
Dikisahkan tentang seorang lelaki berusia 60-an tahun yang menjadi buah bibir di kampungnya. Pasalnya, lelaki paruh baya tersebut terkenal sangat pelit, bahkan untuk makan sehari-hari dan kesehatannya sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dia jarang sekali makan lebih dari sepotong roti setiap hari.

Suatu ketika ia marah habis-habisan kepada istrinya, lantaran istrinya itu membeli seekor ikan untuk lauk mereka makan. "Kamu ini perempuan boros. Aku saja tidak pernah membeli ikan, kok kamu berani-beraninya beli ikan," bentak lelaki itu uring-uringan.

Si istri yang sabar dan sangat hafal tabiat suaminya itu berusaha membela diri. "Bukan saya yang beli, tetapi tetangga sebelah yang memberikan ikan ini untuk kita," dalihnya.

"Kalau begitu, potong-potong ikan itu menjadi 7 bagian untuk jatah lauk makan kita selama 7 hari. Kalau mau menggoreng beri garam, tapi sedikit saja nanti garamnya cepa habis," sahut lelaki itu memberi solusi sekaligus instruksi.

Beberapa hari kemudian, lelaki itu jatuh sakit, badannya demam dan tidak mampu beraktifitas seperti biasa. Si istri kasihan melihat kondisi suaminya. Ia bergegas pergi ke sebuah toko obat untuk membeli obat penurun panas.

Ketika si istri menyodorkan obat tersebut, suaminya justru menutup mulut rapat-rapat karena menilai bahwa membeli obat adalah pemborosan besar. "Jangan khawatir, obat ini adalah obat paling murah. Lagipula, di dalam kotak obat ini ada kupon yang bisa ditukar dengan hadiah," bujuk istrinya sembari memberikan obat. Tetapi suaminya itu tetap mengunci mulutnya.

Tak kurang akal, si istri langsung membisikkan sesuatu di telinga suaminya. "Ehmm, sebenarnya saya tadi bohong. Obat ini sudah kadaluarsa. Jadi toko obat itu memberikannya gratis kepada saya," bisik istrinya. Barulah setelah itu si lelaki pelit tadi bersedia meminum obat. Setelah minum obat, diapun tersenyum kemudian memuji istrinya pintar.

Intinya : Allah lebih suka kepada seorang yang sering maksiat tapi sering sedekah, daripada  orang yang sering ibadah tapi pelit.







                      








وَرُوِيَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , أَنَّهُ قَالَ: لِلْمُرَائِي أَرْبَعُ عَلَامَاتٍ: يَكْسَلُ إِذَا كَانَ وَحْدَهُ، وَيَنْشَطُ إِذَا كَانَ مَعَ النَّاسِ، وَيَزِيدُ فِي الْعَمَلِ إِذَا أُثْنِيَ عَلَيْهِ، وَيَنْقُصُ إِذَا ذُمَّ بِهِ.
. وَرُوِيَ عَنْ شَقِيقِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ الزَّاهِدِ , أَنَّهُ قَالَ: حُسْنُ الْعَمَلِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: أَوَّلُهَا أَنْ يَرَى أَنَّ الْعَمَلَ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى لِيَكْسِرَ بِهِ الْعُجْبَ، وَالثَّانِي أَنْ يُرِيدَ بِهِ رِضَا اللَّهِ لِيَكْسِرَ بِهِ الْهَوَى، وَالثَّالِثُ أَنْ يَبْتَغِيَ ثَوَابَ الْعَمَلِ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى لِيَكْسِرَ بِهِ الطَّمَعَ وَالرِّيَاءَ، وَبِهَذِهِ الْأَشْيَاءِ تَخْلُصُ الْأَعْمَالُ.
فَأَمَّا قَوْلُهُ أَنْ يَرَى أَنَّ الْعَمَلَ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى يَعْنِي يَعْلَمَ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى هُوَ الَّذِي وَفَّقَهُ لِذَلِكَ الْعَمَلِ، لِأَنَّهُ إِذَا عَلِمَ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى، هُوَ الَّذِي وَفَّقَهُ فَإِنَّهُ يَشْتَغِلُ بِالشُّكْرِ وَلَا يُعْجَبُ بِعَمَلِهِ، وَأَمَّا قَوْلُهُ يُرِيدُ بِهِ رِضَا اللَّهِ تَعَالَى يَعْنِي يَنْظُرُ فِي ذَلِكَ الْعَمَلِ، فَإِنْ كَانَ الْعَمَلُ لِلَّهِ تَعَالَى وَفِيهِ رِضَاهُ فَإِنَّهُ يَعْمَلُ، وَإِنْ عَلِمَ أَنَّهُ لَيْسَ لِلَّهِ فِيهِ رِضًا فَلَا يَعْمَلُهُ كَيْ لَا يَكُونَ عَامِلًا بِهَوَى نَفْسِهِ، لِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: {إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ} [يوسف: 53] ، يَعْنِي تَأْمُرُ بِالسُّوءِ وَبِهَوَاهَا.
-orang dititipin mobil belagu

وَأَمَّا قَوْلُهُ أَنْ يَبْتَغِيَ ثَوَابَ الْعَمَلِ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى يَعْنِي يَعْمَلُ خَالِصًا لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى وَلَا يُبَالِي مِنْ مَقَالَةِ النَّاسِ كَمَا رُوِيَ عَنْ بَعْضِ الْحُكَمَاءِ , أَنَّهُ قَالَ: يَنْبَغِي لِلْعَامِلِ أَنْ يَأْخُذَ الْأَدَبَ فِي عَمَلِهِ مِنْ رَاعِي (menjaga ) الْغَنَمِ؛ قِيلَ، وَكَيْفَ ذَلِكَ؟ قَالَ لِأَنَّ الرَّاعِيَ إِذَا صَلَّى عَنْدَ غَنَمِهِ؛ فَإِنَّهُ لَا يَطْلُبُ بِصَلَاتِهِ مَحْمَدَةَ غَنَمِهِ، كَذَلِكَ الْعَامِلُ يَنْبَغِيأَنْ لَا يُبَالِيَ مِنْ نَظَرِ النَّاسِ إِلَيْهِ؛ فَيَعْمَلَ لِلَّهِ تَعَالَى عِنْدَ النَّاسِ وَعِنْدَ الْخَلَاءِ بِمَنْزِلَةٍ وَاحِدَةٍ وَلَا يَطْلُبُ مَحْمَدَةَ النَّاسِ.






Seorang anak muda duduk di masjid menunggu khotbah Jumat, melihat dengan tidak begitu ramah kepada kotak sumbangan yang di dorong ke arahnya.

Dia membuka dompetnya dan memilih-milih uang yang terkecil untuk sumbangan.

Dengan berat hati dia memasukkan uang lembaran Rp. 1,000.- ke kotak amal.

Sebelum dia mendorong kotak itu ke sebelah, seorang bapak tua di belakang menepuk pundaknya, dan memberikan dua lembar uang Rp. 100,000.-an.

Dia tertegun heran, tapi segera memasukkan dua lembar uang tersebut ke kotak amal, dan mendorongnya ke jemaah berikutnya.

Dia menoleh ke bapak tua tersebut dan berkata: “Kebanyakan atuh Pak? Seribu aja udah cukup. Sayang khan?”

Sang bapak tua tersenyum dan menggeleng ramah, dan mengatakan: “Bukan gitu dik, itu tadi uang adik yang jatuh dari dompet.”

Pelajaran :
-           ini adalah bahan introspeksi kita, sejauh mana kita beramal, apakah amal kita selama ini didasari dengan riya ?
-           bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah, dimana seseorang dididik oleh Allah bpada bulan ini agar terbiasa menghadapi ujian dibulan berikutnya.

ramadhan bukan untuk ramadhan tapi Ramadhan untuk setelah Ramadhan.



Related Posts

Tanbihul Ghafilin – bab ikhlas hadits ke 11 – 12
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.