Sunday, 11 November 2012

Aqidah Ahlussunnah



Aqidah Ahlusunnah

Pertama : أَنَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا شَرِيكَ لَهُ
Arti : wahid adalah esa.
Apakah yang menunjukkan dalil bahwa Allah itu 1 ?

dalil pertama :
وَإِلهُكُمْ إِلهٌ واحِدٌ لَا إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيمُ (163)

Asbabunnuzul :
عن عطاء قال: نزل على النّبي صلّى اللّه عليه وسلّم بالمدينة: وَإِلهُكُمْ إِلهٌ واحِدٌ، لا إِلهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيمُ فقال كفار قريش بمكة: كيف يسع الناس إله واحد؟ فأنزل اللّه: إِنَّ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ إلى قوله: لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ.
وعند أبي الضحى قال: لما نزلت هذه الآية: وَإِلهُكُمْ إِلهٌ واحِدٌ تعجب المشركون وقالوا: إله واحد؟ إن كان صادقا فليأتنا بآية، فأنزل اللّه تعالى:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ إلى آخر الآية «1».
Tafsir :
بعد أن ذكر اللّه في الآية السابقة حال الكافرين الجاحدين لآيات اللّه، وحال من كتم الآيات، وعقابهم بالطرد من رحمة اللّه والخلود في نار جهنم، أتى ببيان سبب الكفر وهو الشرك، وأراد تعالى أن يعالج داء كفرهم بإثبات وحدانية اللّه بالبرهان، وتعداد مظاهر رحمته وأدلة قدرته، وأن الخير في اللجوء إليه وحده

Syirk Uluhiyyah dan rububiyyah :                 
شرك الألوهية: بأن يعتقد المرء أن في الخلق من يشارك اللّه أو يعينه في أفعاله، وشرك الربوبية: بأن يسند الخلق والتدبير إلى غيره معه، أو تؤخذ أحكام الشرائع من عبادة وحلال وحرام من غيره، كما قال تعالى:
اتَّخَذُوا أَحْبارَهُمْ وَرُهْبانَهُمْ أَرْباباً مِنْ دُونِ اللَّهِ [التوبة 9/ 31].
فقوله تعالى: لا إِلهَ إِلَّا هُوَ تقرير للوحدانية بنفي غيره وإثباته







Didalam bahasa arab : ada yang namanya alif lam.
Apabila ada kalimat yang menggunakan alif lam, maka artinya itu berbeda dengan ia tidak memakai alif lam. Contoh :

خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٢:٧]
Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.  (al-baqarah 7).

Lafadz azabun disini : tidak menggunakan aliflam menunjukkan keagungannya/kebesarannya.

Dalam kitab taysir fi qawaidil Qur’an :
Maksud dan tujuan ditankirkan :

Pertama : tujuannya adalah mengkhususkan 1 nama.
Kedua : menghendaki lafadz itu mempunyai macam
Ketiga : perkara itu ‘adzim (besar)
Keempat : maknanya taksir (banyak)
Kelima : tahqir (menghinakan)
Keenam : taqlil (menyedikitkan)
Ketujuh : menjadikan umum maknanya.

Pelajarannya : bahwa Allah itu sangat Agung. Tidak pantas bagi seorang hamba untuk mengira bahwa ada tuhan selain Allah, padahal telah Allah sebutkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah.

Arti subhanallah ?

Menurut bahasa asalnya : تباعد (menjauhkan).
Arrazi mengungkapkan dalam tafsirnya :
تَبَاعُدًا فَمَعْنَى: سَبِّحِ اللَّهَ تَعَالَى، أَيْ بَعِّدْهُ وَنَزِّهْهُ عَمَّا لَا يَنْبَغِي وَتَمَامُ الْمَبَاحِثِ الْعَقْلِيَّةِ فِي لَفْظِ التَّسْبِيحِ قَدْ ذَكَرْنَاهَا فِي أَوَّلِ سُورَةِ الْحَدِيدِ،
Pelajaran : maka ketika kita mengucapkan Subhanallah harus ada dalam benak kita itu membersihkan sesuatu yang buruk tentang Allah. Misal :
-           Allah mempunyai tangan
-           Allah bertempat
-           Allah dzalim kepada manusia
-           Allah tidak adil

Ada sebuah pertanyaan : apakah Allah dzalim ?
Allah SWT menjawab :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا [٤:٤٠]
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. (annisa 40)

Ada seorang bertanya : “ kalau Allah tidak zalim, lalu kenapa ada orang yang disakiti?”
Jawaban : itulah bentuk dari Rahmat dan kasih sayang Allah, sebab apabila orang itu dianiaya sebenarnya secara tidak sadar dia sedang dalam kasih sayang Allah, sebab orang yang dianiaya kata nabi adalah orang disayang apabila ia beriman.

Ada sebuah statement : “Allah itu memberikan rizqinya kepada semua hambanya”.
Allah berfirman : hud 6 :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ [١١:٦]
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).

Lalu ada orang yang bilang : kok ada orang yang di tidak dapat makan ?
Syaikh mutawalli sya’rowi : “ sebenarnya Allah itu adil, namun karena keserakahan manusia itu lah yang menyebabkan orang – orang itu tidak mendapatkan bagiannya”.

Dalil kedua :
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ [٢١:٢٢]
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (al-anbiya 22 ).

Kaidah : “ adanya 2 hal yang bertentangan tidak bisa dikerjakan secara bersamaan”
Contoh : ada sebuah ular berkepala 2. Ia tidak bisa berjalan ketempat yang berbeda. Maka ular itu haruslah berkepala satu.

Jawaban : Maka Tuhan yang mengatur langit dan bumi itu tidak mungkin 2, bagaimana mungkin jika tuhan yang 1 menghendaki langit itu terang sedangkan tuhan yang 2 itu menghendaki langit itu gelap. Maka hal ini bertentangan.

Ada pertanyaan : “bagaimana apabila ada tuhan yang 3, seperti tuhannya orang budha ?”
Jawaban : kalau mereka mengatakan bahwa tuhan yang satu mengatur rezeki, tuhan yang satu mengatur ini dan itu. Maka jawabannya adalah : “ bagaimana mungkin tuhan itu membagi-bagi tugas? Emang dia tidak mampu?”.

Allah yang menciptakan maksiat, manfaaat mudhorot, kekayaan, kemiskinan.
Api tidak dapat membakar, pisau tidak dapat memotong, makanan tidak dapat membuat kenyang. Maka semua itu hanyalah sebab. Boleh saja tidak menjadikan energy panas pada api.

Azzumar : 3
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ










Kedua : قَدِيمٌ لَا أَوَّلَ لَهُ
Qidam : adalah yang Maha Terdahulu.

Banyak orang yang berargumen, masa iya sih ada sesuatu yang tidak ada awalnya.
Coba kita perhatikan :
Manusia berasal dari manusia lain, ujungnya nabi adam.
Ayam berasal dari telur, telur berasal dari ayam begitu seterusnya.
Maka apabila kita hanya mutar-mutar saja pemikiran kita, pasti kita tidak akan pernah habisnya.
Dalam aqidah hal seperti ini tidak boleh ada.

Maka dalil inilah yang membuktikan bahwa mestilah ada sesuatu yang tiada awalnya yaitu Allah.
Dan sesuatu yang  tidak ada akhirnya yaitu Allah SWT

Ada sebuah cerita tentang imam abu hanifah, seorang ulama besar yang hidup ditahun 80 H sampai 150 H kurang lebih. 
Atheis : Pada tahun berapa Robbmu dilahirkan?
Abu Hanifah :Allah berfirman: "Dia (Allah) tidak melahirkan dan tidak dilahirkan."
Atheis :Pada tahun berapa Dia berada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis :Kami mohon diberi contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka empat?
Atheis :Angka Tiga
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka tiga?
Atheis :Angka dua
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka dua?
Atheis :Angka satu
Abu Hanifah :Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis :Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah :Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa kalian heran kalau sebelum Allah Yang Maha Satu yang hakiki, tidak ada yang mendahului-Nya?

Asbabunnunuzul :
رَوَى عِكْرِمَةُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ الْيَهُودَ جَاءُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ وَمَعَهُمْ كَعْبُ بْنُ الْأَشْرَفِ، فَقَالُوا: يَا مُحَمَّدُ هَذَا اللَّهُ خَلَقَ الْخَلْقَ، فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ؟ فَغَضِبَ نَبِيُّ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ فَسَكَّنَهُ وَقَالَ: اخْفِضْ جَنَاحَكَ يَا مُحَمَّدُ، فَنَزَلَ: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَلَمَّا تَلَاهُ عَلَيْهِمْ قَالُوا: صِفْ لَنَا رَبَّكَ كَيْفَ عَضُدُهُ، وَكَيْفَ
ذِرَاعُهُ؟ فَغَضِبَ أَشَدَّ مِنْ غَضَبِهِ الْأَوَّلِ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ بِقَوْلِهِ: وَما قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ [الْأَنْعَامِ: 91]








Ketiga : مُسْتَمِرُّ الْوُجُودِ لَا آخِرَ لَهُ، أَبَدِيٌّ لَا نِهَايَةَ لَهُ، دَائِمٌ لَا انْصِرَامَ لَهُ لَمْ يَزَلْ وَلَا يَزَالُ.
“senantiasa adanya tidak ada akhir baginya, abadi tidak ada ujungnya, Dia senantiasa ada tanpa mati”.

Baqa : dalam bahasa indonesianya artinya kekal.
Apa sih yang dimaksud dengan kekal ?
Kekal adalah tetapnya zat/sesuatu tanpa hilang dan habis.

AQIDAH KITA ;
Yakinilah Allah itu kekal, tiada ada akhir, ia tidak berubah.

Contoh : bumi, apakah ia termasuk hal yang kekal ?
Bumi mempunyai awal, punya akhir dan ia juga lama-kelamaan menua,
Maka bisa dikatakan bumi itu fana (lawannya kekal).

Apa yang pertama kali Allah ciptakan ?
صَحَّ فِي الْخَبَرِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِيمَا رَوَاهُ عَنْهُ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: «إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ تَعَالَى الْقَلَمُ، وَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ. فَجَرَى فِي تِلْكَ السَّاعَةِ بِمَا هُوَ كَائِنٌ» . وَرُوِيَ نَحْوُ ذَلِكَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ.
وَقَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ: أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللَّهُ تَعَالَى النُّورُ، وَالظُّلْمَةُ، فَجَعَلَ الظُّلْمَةَ لَيْلًا أَسْوَدَ، وَجَعَلَ النُّورَ نَهَارًا أَبْيَضَ مُضِيئًا. وَالْأَوَّلُ أَصَحُّ لِلْحَدِيثِ، وَابْنُ إِسْحَاقَ لَمْ يُسْنِدْ قَوْلَهُ إِلَى أَحَدٍ.

Contoh : manusia, apakah ia termasuk yang kekal didunia ?
Manusia punya permulaan yaitu ketika mereka lahir, dan punya akhir.
Dan manusia pun menua, inilah yang menjadi bukti bahwa manusia tidak kekal.

Syaikh nawawi al-bantani seorang ulama dari tanah jawa banten,
Yang menjadi mufti di mekkah karena kecerdasan dan kecemerlangannya dalam ilmu agama.
Ada sebuah cerita : ketika ulama mekkah itu tidak bisa memecahkan masalah lantas,
Diutuslah utusan dari tiap-tiap Negara perwakilan, maka syaikh nawawi datang menjadi utusan
Indonesia pada waktu itu bersama santrinya. Lantas ketika acara hendak berlangsung beliau menyuruh
Muridnya memakai bajunya, dan beliau memakai baju muridnya. Sehingga samar antara murid dan guru. Ditengah-tengah acara semua orang tidak ada yang bisa menjawab akhirnya syaikh nawawi mengajukan tangan mengatakan : “ jangan guru saya yang jawab…….”

Dalam kitab beliau, beliau ungkapkan :
اعلم انّ الاشياءَ علي أربعة أقسامٍ :
-      شيء لا أول له ولا اخر له وهو ذات الله تعالي وصفاته
-      شيء له أول و اخرٌ وهو ذات المخلوقين وصفاتُهم
-      شيء ليس له أولٌ وله اخر وهو عدمُنا الازلي فينتهي بوجودِناَ
-      شيء له أول و ليس له اخر وهو الدار الاخرة


Allah SWT berfirman : dalam surat al-qasas 88 :
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ
Artinya : segala sesuatu akan hancur kecuali zat Allah.

Analogi :
Kalau seandainya saya bilang, monas itu dibangun oleh soekarno. Betul tidak ?
Jadi yang membangun adalah tukang bangunan, ini merupakan kiasan.
“ pohon kelapa itu melambai-lambai seolah menyapa diriku”.
Apakah mungkin pohon kelapa itu melambai?
Lalu apakah kita bisa mengatakan “ ada lho phon yang genit, bisa melambai2 menggoda”

Maka dalam bahasa arab pun ada yang namanya majaz. Orang yang mengartikan secara tektual saja dia pasti akan salah ketika menafsirkan ayat al-Qur’an.

Kisah ada orang buta : mengatakan bahwa didalam Qur’an tidak ada yang namanya majaz, dan dalam bahasa arab pun demikian, lalu ada seorang ulama bernama syaikh syanqiti mengajak dialog terbuka. Lalu orang buta tersebut ditanya : bagaimana kamu menafsirkan ayat ini ?

وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلًا
Artinya : “dan barangsiapa yang buta didunia ini, maka dia buta diakhir dan tersesat dari jalan benar” isra 72

Bagaimana mentafsirkan ayat ini ?
اعملوا ما شئتم

Maka ketika kita mentafsirkan ayat ini (al-qasas) maka ini adalah majaz.

Imam bukhari (seorang dari kota Bukhara, seorang ahli hadits yang mengarang kitab shahih bukhari, yang mana kitab tersebut itu merupakan kitab hadits nomor 1 didunia, semua orang meyakini kitab ini  dan menjadikannya sebagai rujukan dan kitab ini merupakan kitab hadits kedudukannya dibawah al-qur’an. Beliau adalah seorang yang sangat hebat, alim, kuat hapalannya).

Beliau metakwil (memberikan ta’wil = makna yang sebenarnya).
{ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ } إِلَّا مُلْكَهُ
Maka wajah disini diartikan sebagai kerajaannya Allah ini merupakan takwil yaitu Allah tidak mengatakan bahwa Ia punya wajah, tapi maksudnya segalanya hancur kecuali kerajaannya Allah SWT.

4 golongan dalam masalah ini :
Salaf : hidup smp 150 H : mereka diam ketika ditanya masalah ini
Khalaf : hidup setelah itu : mereka mentakwil mengatakan ini adalah kerajaan.
Kaum musyabbahah : (menyerupakan Allah, Allah punya tangan, Allah punya wajah)
Neo musyabahah : (ibn taymiyah) : Allah punya wajah namun wajahnya bukan kaya manusia.





Keempat : مَوْصُوفًا بِنُعُوتِ الْجَلَالِ
Sifat jalal : secara bahasa :
الجَلَالَة: عظم القدر

Kelima : لَا يُقْضَى عَلَيْهِ بِالِانْقِضَاءِ وَالِانْفِصَالِ بِتَصَرُّمِ الْآبَادِ وَانْقِرَاضِ الْآجَالِ، بَلْ هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ
“Allah tidka ditetapkan baginya itu sifat selesai dan terpisah dengan kalimat habis dan tidak dapat musnah termakan ajal akan tetapi Allah itu Yang Maha Awal dan Maha Akhir”.

Keenam : وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ، وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Allah sifatnya Ilmu : artinya Allah Maha Mengetahui.

Allah SWT berfirman : al-anfal : 75, attaubah :115, Al-ankabut 62, al-mujadilah : 7. 5 tempat

إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : “sesungguhnya Allah maha mengetahui atas segala sesuatu”.

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا [٦٥:١٢]
Artinya : “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (atthalaq – 12).

Kisah : isra’ mi’raj
-           jadi ilmu nya Allah meliputi segala apa yang ada dilangit dan dibumi, bahkan ilmunya Allah tidak terhingga banyaknya.
-           maksud kalimat “ agar kamu mengetahui bahwasanya allah maha kuasa atas segala sesuatu”. Allah ingin mengajarkan kepada manusia, bahwa Allah itu Maha Mengetahui apa yang ada didalam langit dan dalam bumi, dahulu nabi Ibrahim pernah berdoa kepada Allah dalam surat al-baqarah 126 :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
            Pelajarannya :
-           doa nabi Ibrahim ini jauh sekali dari zaman Rasulullah SAW, dizaman Rasul pun seakan blm Allah kabul kan doa ini. Lalu pada saat sekarang ini, siapa yang tidak mengenal negeri arab, kaya akan minyak, segala apapun ada walaupun disana negeri yang kering padang pasir. Inilah  bukti Allah maha mengetahui atas segala sesuatu.
-           Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersabar, jangan buru-buru minta dikabulkan doanya.

Allah mengetahui Apa yang ada dilangit dan ada dibumi, apa yang ada dilangit ?

Permasalahan : Allah menciptakan 7 langit dan 7 lapis bumi.
Langit 7 lapis : disebutkan dalam surat :
-           al-baqarah 29
-           al-isro 44
-           al-mukminun 86
-           attalaq 12
-           al-mulk 3
-           annaba 12
-           nuh 15


Permasalahan : bumi 7 lapis, apakah bumi ada 7 ataukah bumi itu 7 lapis ?
Rasulullah SAW bersabda :
‘Barangsiapa yang menyerobot sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi.’ (HR Bukhari)

Dilangit dahulu ada seorang hamba yang taat

Permasalahan : kisah iblis dan nama iblis dilangit
Prof. Dr wahbah zuhaili : bahwa Allah menceritakan kisah nabi adam beserta iblis dalam surat al-baqarah, al-a’raf, alhijr, al-isra, al-kahfi, thaha dan shad.

Kisah iblis dalam tafsir Al-munir :
روى الضحاك عن ابن عباس : إنه تعالى إنما قال هذا القول للملائكة الذين كانوا في الأرض محاربين مع إبليس ، لأن اللّه تعالى لما أسكن الجن الأرض فأفسدوا فيها ، وسفكوا الدماء وقتل بعضهم بعضا بعث اللّه إبليس في جند من الملائكة فقتلهم إبليس بعسكره حتى أخرجوهم من الأرض وألحقوهم بجزائر البحر. وهؤلاء خزّان الجنان أنزلهم اللّه من السماء إلى الأرض لطرد الجن إلى الجزائر والجبال وسكنوا الأرض فخفّف اللّه عنهم العبادة وكان إبليس يعبد اللّه تارة في الأرض وتارة في السماء ، وتارة في الجنة فدخله العجب وقال في نفسه : ما أعطاني اللّه هذا الملك إلا لأني أكرم الملائكة عليه. فقال تعالى له ولجنده :
 إِنِّي جاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً أي بدلا منكم ورافعكم إليّ فكرهوا ذلك لأنهم كانوا أهون الملائكة عبادة.

Imam ghazali menyebutkan dalam kitabnya :
Nama iblis dilangit pertama : al-abid
Nama iblis dilangit kedua : azzahid
Nama iblis dilangit ketiga : al-a’rif
Nama iblis dilangit keempat : al-wali
Nama iblis dilangit kelima attaqi
Nama iblis dilangit keenam : al-kazin
Nama iblis dilangit ketujuh : azazil
Dalam lauhul mahfudz : namanya iblis

Kisah iblis dalam al-Qur’an :

Dalam surat al-a’raf :
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ [٧:١١]
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.






Ulama tafsir berkata :
وأما السجود لآدم فمتفق عليه لقوله تعالى: ثُمَّ قُلْنا لِلْمَلائِكَةِ: اسْجُدُوا لِآدَمَ أي وبعد إتمام خلق آدم أمرنا الملائكة بالسجود له سجود تحية وتكريم له ولذريته لا سجود عبادة إذ لا معبود إلا اللّه وحده، وذلك حتى يعرفوا نعم اللّه عليهم، فيشكروها، وليحذروا إبليس ووساوسه بعد ما فعله قديما. فسجد الملائكة كلهم أجمعون، إلا إبليس الذي كان من الجن لا من الملائكة أبى واستكبر، ولم يكن مع الساجدين.

Kemudian :

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ [٧:١٢]
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

Prof. Dr. Wahbah zuhaili :
فأجاب معتذرا متعللا: إني أنا خير منه، خلقتني من النار، وخلقته من الطين، والنار بما فيها من خاصية الارتفاع والعلو والنور أشرف من الطين الذي يتسم بالركود والخمود والذبول، والشريف لا يعظّم من دونه، وإن خالف أمر ربه. هذا قياس إبليس، وهو أول قياس، لكنه باطل، إذ لا يستدل على الخيرية بالطبيعة المادية، وإنما تكون الخيرية بالمعاني والخصائص المفيدة فائدة أكثر، وقد حبا اللّه آدم من العلوم

Api : meninggi, sombong
Tanah : rendah hati

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ [٧:١٣]
Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

Tafsir : lalu rupa iblis dirubah oleh Allah :
Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Makna ihbit : الانحدار والسقوط من مكان إلى ما دونه، أو من منزلة إلى ما دونها





Dialog Allah dengan iblis setelah itu :
Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, “Apakah yang membuat kamu menangis?” Lalu mereka menjawab, “Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu.”

Firman Allah bagi bermaksud, “Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku.” Setelah diusir, maka iblis pun berkata, “Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu.”

Lalu Allah berfirman yang bermaksud, “Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum.”Berkata lagi iblis, “Tambahkanlah lagi untukku.” Allah berfirman yang maksudnya, “Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya.” Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Lalu Allah berfirman dengan maksud, “Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah.”
Berkata iblis lagi, “Tambahkanlah lagi untukku.” Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram.”

“Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka.” (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : “Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentara engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan.”
Permasalahan : Allah tidak mengetahui hal yang kecil
Allah mengetahui semua yang ada dilangit dan dibumi, dalam surat luqman :
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ [٣١:١٦]
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (luqman 16).

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ [٦:٥٩]
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" ( al-anam 59).


Dan Allah juga mengetahui yang ghaib :
إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ [٥:١١٦]
. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". (al-maidah 116).

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ [٩:٧٨]
Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib.(taubah 78).

Permasalahan : apakah manusia itu diberikan kemampuan untuk mengetahui yang ghaib ?
Allah berfirman :
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ [٢٧:٦٥]
Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.( annaml 65).

Kaidah pertama : para Rasul diberitahu hal yang ghaib dengan kehendak Allah. namun yang diketahui Rasul sebatas apa yang diberi tahu Allah. contoh : Rasulullah SAW diberitahu tentang hari kiamat, diberi tahu tentang surga dan neraka.

Allah SWT berfirman :
ذَٰلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهِ إِلَيْكَ ۚ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلَامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ [٣:٤٤]
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa(ali imran : 44)

مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ [٣:١٧٩]
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar. (ali imran : 179)

Macam-macam Alam :
-           Arti alamin adalah : atau alam : كل موجود سوى الله عز وجل
-           semua yang berakal : baik jin, jin, syaitan, malaikat : bukan binatang.
-           semua yang mempunyai ruh
-           Allah menciptakan 17000 alam penduduk langit, dan 1 alam untuk penduduk bumi. Dan semua itu tidak ada yang tahu kecuali Allah.
-           alam manusia, alam jin selain itu ada 18000 alam atau 14000 alam, dia diragukan.
-           1000 umat, 600 dilaut, 400 didaratan.
-           ada yang berkata : tidak ada yang tahu alam alam kecuali Allah.

Permasalahan : jangan jadikan ilmu itu sebagai alat kesombongan kita sebab ilmu punya Allah

Allah SWT berfirman :
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ [٢:٣٢]
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Rasulullah SAW bersabda :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ بْنِ أَخْنَفَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْكَرَابِيسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ لَبِيدٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ» . قَالُوا: يَا رَسُوَلَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ؟ قَالَ: " الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لَهُمْ يَوْمَ يُجَازِي الْعِبَادَ بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ خَيْرًا ".
Dalam hadits lain :
قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ مِنْ صَوْمِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ حَظٌّ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ وَالنَّصَبُ» .
يَعْنِي إِذَا لَمْ يَكُنِ الصَّوْمُ وَالصَّلَاةُ لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى فَلَا ثَوَابَ لَهُ، كَمَا رُوِيَ عَنْ بَعْضِ الْحُكَمَاءِ أَنَّهُ قَالَ: مَثَلُ مَنْ يَعْمَلُ الطَّاعَاتِ لِلرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ إِلَى السُّوقِ وَمَلَأَ كِيسَهُ حَصَاةً، فَيَقُولُ النَّاسُ مَا أَمْلَأَ كِيسَ هَذَا الرَّجُلِ وَلَا مَنْفَعَةَ لَهُ سِوَى مَقَالَةِ النَّاسِ، وَلَوْ أَرَادَ أَنْ يَشْتَرِيَ لَهُ شَيْئًا لَا يُعْطَى بِهِ شَيْءٌ، كَذَلِكَ الَّذِي عَمِلَ لِلرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ لَا مَنْفَعَةَ لَهُ مِنْ عَمَلِهِ سِوَى مَقَالَةِ النَّاسِ وَلَا ثَوَابَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ.
كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا} [الفرقان: 23] ، يَعْنِي الْأَعْمَالَ الَّتِي عَمِلُوهَا لِغَيْرِ وَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى، أَبْطَلْنَا ثَوَابَهَا وَجَعَلْنَاهَا كَالَهَبَاءِ الْمَنْثُورِ، وَهُوَ الْغُبَارُ الَّذِي يُرَى فِي شُعَاعِ الشَّمْسِ

Permasalahan : amalan manusia tergantung dari beberapa hal.

وَقَالَ حَكِيمٌ مِنَ الْحُكَمَاءِ: مَنْ عَمِلَ سَبْعَةً دُونَ سَبْعَةٍ لَمْ يَنْتَفِعْ بِمَا يَعْمَلْ، أَوَّلُهَا أَنْ يَعْمَلَ بِالْخَوْفِ دُونَ الْحَذَرِ، يَعْنِي يَقُولُ: إِنِّي أَخَافُ عَذَابَ اللَّهِ، وَلَا يَحْذَرُ مِنَ الذُّنُوبِ، فَلَا يَنْفَعُهُ ذَلِكَ الْقَوْلُ شَيْئًا.
وَالثَّانِي أَنْ يَعْمَلَ بِالرَّجَاءِ دُونَ الطَّلَبِ، يَعْنِي يَقُولُ: إِنِّي أَرْجُو ثَوَابَ اللَّهِ تَعَالَى، وَلَا يَطْلُبُهُ بِالْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، لَمْ تَنْفَعْهُ مَقَالَتُهُ شَيْئًا.
وَالثَّالِثُ بِالنِّيَّةِ دُونَ الْقَصْدِ يَعْنِي يَنْوِي بِقَلْبِهِ أَنْ يَعْمَلَ بِالطَّاعَاتِ وَالْخَيْرَاتِ وَلَا يَقْصِدُ بِنَفْسِهِ، لَمْ تَنْفَعْهُ نِيَّتُهُ شَيْئًا وَالرَّابِعُ بِالدُّعَاءِ دُونَ الْجَهْدِ، يَعْنِي يَدْعُو اللَّهَ تَعَالَى أَنْ يُوَفِّقَهُ لِلْخَيْرِ وَلَا يَجْتَهِدُ، لَمْ يَنْفَعْهُ دُعَاؤُهُ شَيْئًا، وَيَنْبَغِي لَهُ أَنْ يَجْتَهِدَ لِيُوَفِّقَهُ اللَّهُ تَعَالَى كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69] ، يَعْنِي الَّذِينَ جَاهَدُوا فِي طَاعَتِنَا وَفِي دِينِنَا لَنُوَفِّقَنَّهُمْ لِذَلِكَ.
وَالْخَامِسُ بِالِاسْتِغْفَارِ دُونَ النَّدَمِ، يَعْنِي يَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَلَا يَنْدَمُ عَلَى مَا كَانَ مِنْهُ مِنَ الذُّنُوبِ، لَمْ يَنْفَعْهُ الِاسْتِغْفَارُ يَعْنِي بِغَيْرِ النَّدَامَةِ.
وَالسَّادِسُ بِالْعَلَانِيَةِ دُونَ السَّرِيرَةِ يَعْنِي يُصْلِحُ أُمُورَهُ فِي الْعَلَانِيَةِ وَلَا يُصْلِحُهَا فِي السِّرِّ، لَمْ تَنْفَعْهُ عَلَانِيَتُهُ شَيْئًا.
وَالسَّابِعُ أَنْ يَعْمَلَ بِالْكَدِّ دُونَ الْإِخْلَاصِ يَعْنِي يَجْتَهِدُ فِي الطَّاعَاتِ وَلَا تَكُونُ أَعْمَالُهُ خَالِصَةً لِوَجْهِ اللَّهِ تَعَالَى، لَمْ تَنْفَعْهُ أَعْمَالُهُ بِغَيْرِ إِخْلَاصٍ، وَيَكُونُ ذَلِكَ اغْتِرَارًا مِنْهُ بِنَفْسِهِ


Pelajaran : Allah mengetahui apa yang ada didalam hati kita, dan mengetahui apa yang ada dialam semesta, baik yang terlihat ataupun tidak, karena ilmunya Allah meliputi atas segala sesuatu.





















Ketujuh :
وَأَنَّهُ لَيْسَ بِجِسْمٍ مُصَوَّرٍ، وَلَا يُمَاثِلُ مَوْجُودًا، وَلَا يُمَاثِلُهُ مَوْجُودٌ، وَلَا تُحِيطُ بِهِ الْجِهَاتُ، وَلَا تَكْتَنِفُهُ الْأَرَضُونَ وَلَا السَّمَاوَاتُ. وَأَنَّهُ مُسْتَوٍ عَلَى الْعَرْشِ عَلَى الْوَجْهِ الَّذِي قَالَهُ وَبِالْمَعْنَى الَّذِي أَرَادَهُ، وَهُوَ فَوْقَ الْعَرْشِ وَالسَّمَاءِ، وَفَوْقَ كُلِّ شَيْءٍ إِلَى تُخُومِ الثَّرَى، فَوْقِيَّةً لَا تَزِيدُهُ قُرْبًا إِلَى الْعَرْشِ وَالسَّمَاءِ كَمَا لَا تَزِيدُهُ بُعْدًا عَنِ الْأَرْضِ وَالثَّرَى، بَلْ هُوَ رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ عَنِ الْعَرْشِ وَالسَّمَاءِ كَمَا أَنَّهُ رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ عَنِ الْأَرْضِ وَالثَّرَى،

Mukhalafatul lil hawadits

Artinya : Allah itu berbeda dengan segala sesuatu.

Analogi :
Saya manusia, apakah saya sama dengan kembaran saya ?
Sekembar-kembarnya saya pasti ada perbedaan kan ?
Bagaimana Allah sang Maha Pencipta Manusia…


Maka :
Bagaimana mungkin Allah bertangan ?
Bagaimana Allah mempunyai wajah ?
Bagaimana Allah itu turun ?
Sedangkan Allah yang menciptakan itu semua.
Maka lebih baik, kita mentakwil atau diam.

Jawaban:
Baik apabila mereka masih ngotot.
Coba Tanya : Mengapa mesti Allah itu punya tangan ?
Mereka menjawab : karena ada dalam Al-Qur’an.
Coba Tanya : baik, kenapa tidak anda artikan aja tangan kucing, atau tangan hewan lain ?
Ini adalah logika yang salah.

Kaidahnya : الله ليس كمثله شيء : ولم يكن له كفوا احد

Apabila ada yang bertanya : “apakah surge neraka kekal ?”.
Jawabannya : kekal, namun sifat kekalnya tidak seperti kekalnya Allah.

Coba baca ayat : خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Aliimran 15

















Ketujuh :
وَهُوَ مَعَ ذَلِكَ قَرِيبٌ مِنْ كُلِّ مَوْجُودٍ، وَهُوَ أَقْرَبُ إِلَى الْعَبْدِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ، إِذْ لَا يُمَاثِلُ قُرْبُهُ قُرْبَ الْأَجْسَامِ، كَمَا لَا تُمَاثِلُ ذَاتُهُ ذَاتَ الْأَجْسَامِ، وَأَنَّهُ لَا يَحُلُّ فِي شَيْءٍ وَلَا يَحُلُّ فِيهِ شَيْءٌ، تَعَالَى عَنْ أَنْ يَحْوِيَهُ مَكَانٌ كَمَا تَقَدَّسَ عَنْ أَنْ يَحُدَّهُ زَمَانٌ، بَلْ كَانَ قَبْلَ أَنْ خَلَقَ الزَّمَانَ وَالْمَكَانَ، وَهُوَ الْآنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ كَانَ، وَأَنَّهُ فِي ذَاتِهِ مَعْلُومُ الْوُجُودِ بِالْعُقُولِ،

Allah Maha dekat :
Allah SWT berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (186)إِنَّ رَحْمةََ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ (56)إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُّجِيبٌ (61)
قُلْ إِن ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ (50)
وَلِلّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلاَّ كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (77) وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16)وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَكِن لاَّ تُبْصِرُونَ (85
Dari ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Allah itu dekat, lebih dekat dari urat nabi, namun dekatnya Allah tidak bisa diserupakan dekatnya benda-benda, tidak bisa diukur dengan jarak, karena Allah tidak membutuhkan tempat dan waktu. Semua yang menciptakan waktu dan tempat adalah Allah, ada telah ada sebelum adanya Waktu dan tempat. Bagi Allah tidak ada arah, baik kanan maupun kiri.

Kedelapan :
مَرْئِيُّ الذَّاتِ بِالْأَبْصَارِ فِي دَارِ الْقَرَارِ نِعْمَةً مِنْهُ وَلُطْفًا بِالْأَبْرَارِ، وَإِتْمَامًا مِنْهُ لِلنَّعِيمِ بِالنَّظَرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيمِ
Allah bisa dilihat di dunia kah?  Atau dsurga ?

Related Posts

Aqidah Ahlussunnah
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.