Wednesday, 14 November 2012

Tentang Web Site - Ichwanul Muslim


Selamat datang di blog pribadi saya
Blog ini berisikan semua hal yang terkait dengan kehidupan saya, Nama saya adalah Ichwanul Muslim, seorang Mahasiswa jursan Teknik Informatika, saya juga santri dan aktivis di lingkungan tempat tinggal saya.
Web ini berisikan
n  Kajian Agama
o   Tafsir
o   Fiqh
o   Akhlaq
o   Aqidah
o   Bahasa Arab
o   Shirah
n  Kajian Teknik Informatika
o   Java
o   PHP
o   SQL
o   Android
n  Kajian Science
o   Matematika
o   Fisika
o   Kimia
o   Biologi
n  Kajian Social
o   Sejarah
o   Sosiologi
o   Kewarganegaraa 

Salam Silaturahim
Ichwanul Muslim
ichwan, ichwanul muslim, ichwanulmuslim, ikhwan, ihwan, iwan
Makna Ba'san dalam Al-Qur'an

Makna Ba'san dalam Al-Qur'an


Makna بأس dalam AL-Qur’an
Pertama :بؤس _ُ بأساً :sejelek jeleknya
Dalam bahasa arab kalimat ini bisa dipahami sebagai berikut :
-              القوة : kekuatan
                Firman Allah SWT :
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ ﴿الحديد: ٢٥﴾
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

-              الحرب : peperangan
                Firman Allah SWT :
فَقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا تُكَلَّفُ إِلَّا نَفْسَكَ ۚ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِينَ كَفَرُواۚوَاللَّهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَأَشَدُّ تَنْكِيلًا [٤:٨٤]
Artinya : “Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya).” (Annisa :84)

-              الفقير : kefakiran
                Firman Allah SWT :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِوَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ ﴿الأنعام: ٤٢﴾
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (alan’am : 42).

-              العذاب : azab
                Firman Allah SWT :
فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ رَبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ [٦:١٤٧]
Artinya : Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa". (Al-anam – 147)


-              الخزن : sedih
                Firman Allah SWT :
                        وَأُوحِيَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلَّا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ [١١:٣٦]
                Artinya : “Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (hud- 36)


Tafsir Surah Fatihah

Tafsir Surah Fatihah



Tafsir Al-fatihah
Makkiyah/ madaniyah 7 ayat.

نحمدك اللهم حمد الشاكرين، حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه، ملء السموات، وملء الأرض، وملء ما بينهما، وملء ما شئت من شيء بعد، سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم.
وصلاة وسلاما دائمين متلازمين على نبينا محمد عبد الله ورسوله، خير من قرأ كتاب الله، وخير من فسره، وخير من عمل به.

Faidah –faidah :
Surat Al-fatihah ini adalah surat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT dimana terdalamnya terdapat keajaiban dan hikmah yang bisa dipetik oleh manusia. Karena surat ini dibaca berulang-ulang bahkan tidak ada dari setiap muslim kecuali pasti mereka membaca surat ini, karena surat ini dibaca setiap kali shalat 5 waktu.

Rasulullah SAW bersabda :
عَن أبي سعيد بن الْمُعَلَّى قَالَ مر بِي رَسُول الله وَأَنا أُصَلِّي فدعاني فَلم آته حَتَّى صليت ثمَّ أَتَيْته فَقَالَ لي مَا مَنعك أَن تَأتِينِي قلت كنت أُصَلِّي فَقَالَ ألم يقل الله عز وَجل ( {يَا أَيهَا الَّذين آمنُوا اسْتجِيبُوا لله وَلِلرَّسُولِ} ) قَالَ أَلا أعلمك أعظم سُورَة فِي الْقُرْآن قبل أَن أخرج من الْمَسْجِد فَذهب ليخرج فَذَكرته فَقَالَ الْحَمد لله رب الْعَالمين هِيَ السَّبع المثاني وَالْقُرْآن الْعَظِيم الَّذِي أُوتِيتهُ
Artinya : “ dari abi said bin mu’alli berkata : “ Rasulullah SAW melintas dari ku sedangkan aku sedang shalat, maka beliau memanggilku namun aku tidak mendatanginya sampai aku selesai shalat. Kemudian aku mendatanginya dan beliau SAW bersabda kepadaku : “ apa yang mencegah kamu mendatangiku?”. Aku berkata : “ tadi aku sedang shalat Ya Rasulullah”. Rasul bersabda : “bukankah Allah SWT berfirman : “ wahai orang-orang yang beriman jawablah seruan Allah dan Rasulnya”.  (al-anfal 24). Rasul bersabda : “ maukah aku ajarkan kepadamu sesuatu surat yang paling agung dalam Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid ini, maka Rasul bersabda : “ Alhamdulillahi rabbil ‘alamin itu adalah sab’ul matsani dan Qur’anul Adzim yang diturunkan Allah SWT kepadaku” (fadhailul Qur’an nasa’i).

Dalam riwayat lain :

عَن أنس بن مَالك قَالَ كَانَ النَّبِي فِي مسير لَهُ فَنزل وَنزل رجل إِلَى جَانِبه فَالْتَفت إِلَيْهِ النَّبِي فَقَالَ أَلا أخْبرك بِأَفْضَل الْقُرْآن قَالَ فَتلا عَلَيْهِ ( {الْحَمد لله رب الْعَالمين} )
Artinya : “ dari anas bin malik berkata : adalah Nabi SAW dalam perjalanan, maka beliau berteduh dan berteduh pula seorang laki-laki disebelahnya, maka Rasul menoleh kepadanya dan berkata : “ maukah aku beritahukan kepadamu apa yang paling utama didalam Al-Qur’an : “ maka Rasul membacakan : “ Alhamdulillahirabbil ‘alamin”. (fadhailul Qur’an nasai).


Dalam riwayat lain menyebutkan tentang keutamaan fatihah :
قال الله تبارك وتعالى : قسمت الصلاة - يعني الفاتحة - بيني وبين عبدي نصفين : فنصفها لي ونصفها لعبدي ولعبدي ما سأل ) وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( اقرؤوا : يقول العبد : الحمد لله رب العالمين يقول الله تعالى : حمدني عبدي ويقول العبد : الرحمن الرحيم يقول الله : أثنى علي عبدي ويقول العبد : مالك يوم الدين يقول الله تعالى : مجدني عبدي يقول العبد : إياك نعبد وإياك نستعين [ قال ] : فهذه بيني وبين عبدي ولعبدي ما سأل يقول العبد : اهدنا الصراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين [ قال ] : فهؤلاء لعبدي ولعبدي ما سأل
Artinya : “Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsiy): “AKU membagi shalat –maksudnya Al-Fathihah- untuk-KU dan untuk hamba-KU ke dalam 2 bagian dan bagi hamba-KU apa yg ia minta. Maka bersabda Nabi SAW: Berkata hamba (الحمد لله رب العالمين) maka Allah SWT berfirman: hamba-KU telah memuji-KU. Lalu berkata hamba: (الرحمن الرحيم) maka Allah SWT berfirman: hamba-KU telah memuja-KU. Lalu berkata hamba: (مالك يوم الدين) maka Allah SWT berfirman: hamba-KU telah memuliakan-KU. Lalu berkata hamba: (إياك نعبد وإياك نستعين) maka Allah SWT berfirman: Inilah antara AKU dan hamba-KU dan bagi hamba-KU apa yang ia pinta. Maka berkata hamba: (إهدنا الصراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين) maka Allah SWT berfirman: Itu semua untuk hamba-KU dan bagi hamba-KU apa yang ia minta.” (HR. Muslim)

اِنْتَهَيْتُإِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ إِهْرَاقَالْمَاءَ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّعَلَيَّ فَقُلْتُ: السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّعَلَيَّ فَقُلْتُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَلَمْ يَرُدَّعَلَيَّ فَانْطَلَقَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَيَمْشِيْ وَأَنَا خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى رَحْلِهِ وَدَخَلْتُ أَنَاالْمَسْجِدَ فَجَلَسْتُ كَئِيْبًا حَزِيْنًا فَخَرَجَ عَلَيَّ رَسُوْلُاللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ تَطَهَّرَ فَقَالَ : عَلَيْكَالسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ عَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وعَلَيْكَ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ ثُمَّ قَالَ اَلاَ أُخْبِرُكَ يَاعَبْدَ اللهِ بْنَ جَابِرٍ بِخَيْرِ سُوْرَةٍ فِيْ الْقُرْآنِ قُلْتُ بَلَىيَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: اِقْرَأْ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَحَتَّى تَخْتِمَهَا
Aku tiba kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , sedang beliau mengalirkan air. Aku berkata, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku (sebanyak 3 X). Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berjalan, sedang aku berada di belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk ke masjid sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya bersabda, “Alaikas salam wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat di dalam Al-Qur’an”. Aku katakan, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Bacalah surat Alhamdulillahi Robbil alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai engkau menyelesaikannya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/177)
Al-Qur’an seluruhnya bisa digunakan dalam meruqyah. Namun secara khusus Al-Fatihah pernah dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah sebagian orang yang tergigit kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah, orang yang digigit kalajengking tersebut sembuh kala itu juga.

Sekarang kita dengarkan kisahnya dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu- ketika beliau berkata,

انْطَلَقَنَفَرٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْسَفْرَةٍ سَافَرُوْهَا حَتَّى نَزَلُوْا عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِالْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوْهُمْ فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوْهُمْ فَلُدِغَسَيِّدُ ذَلِكَ الْحَيِّ فَسَعَوْا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُشَيْءٌ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: لَوْ أَتَيْتُمْ هَؤُلاَءِ الرَّهْطَالَّذِيْنَ نَزَلُوْا لَعَلَّهُ أَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ بَعْضِهِمْ شَيْءٌفَأَتَوْهُمْ فَقَالُوْا: يَا أَيُّهَا الرَّهْطُ إِنَّ سَيِّدَنَا لُدِغَوَسَعْيُنَا لَهُ بِكُلِّ شَيْءٍ لاَ يَنْفَعُهُ فَهَلْ عَنْدَ أَحَدٍمِنْكُمْ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ بَعْضُهُمْ: نَعَمْ وَاللهِ إِنِّيْلأَُرْقِي وَلَكِنْ وَاللهِ لَقَدْ اسْتَضَفْنَاكُمْ فَلَمْ تُضَيِّفُوْنَافَمَا أَنَا بِرَاقٍ لَكُمْ حَتَّى تَجْعَلُوْا لَنَا جُعْلاًفَصَالَحُوْهُمْ عَلَى قَطِيْعٍ مِنَ الْغَنَمِ فَانْطَلَقَ يَتْفُلُعَلَيْهِ وَيَقْرَأُ { الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ} . فَكَأَنَّمَا نُشِطَ مِنْ عِقَالٍ فَانْطَلَقَ يَمْشِي وَمَا بِهِ قَلَبَةٌ. قَالَ: فَأَوْفَوْهُمْ جُعْلَهُمُ الَّذِيْ صَالَحُوْهُمْ عَلَيْهِفَقَالَ بَعْضُهُمْ: اقْسِمُوْا فَقَالَ الَّذِيْ رَقِيَ: لاَ تَفْعَلُوْاحَتَّى نَأْتِيّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَذْكُرَلَهُ الَّذِيْ كَانَ فَنَنْظُرَ مَا يَأْمُرُنَا فَقَدِمُوْا عَلَىرَسُوْلِ اللهِ فَذَكَرُوْا لَهُ فَقَالَ: وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَارُقْيَةٌ . ثُمَّ قَالَ: قَدْ أَصَبْتُمْ اقْسِمُوْا وَاضْرِبُوْا لِيْمَعَكُمْ سَهْمًا . فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِوَسَلَّمَ
Artinya : ” Ada beberapa orang dari kalangan sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada suatu perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian diantara mereka berkata, “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat) yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) diantara mereka”.Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata, “Wahai para rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu (obat) pada seorang diantara kalian?” Sebagian sahabat berkata, “Ya, ada. Demi Allah, sesungguhnya aku bisa me-ruqyah. Tapi demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau me-ruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang sahabat pergi (untuk me-ruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Robbil alamin (yakni, Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id) berkata, “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka sepakati. Sebagian sahabat berkata, “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang me-ruqyah berkata, “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Apa yang memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda lagi, “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian bersama kalian”. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa“. [HR. Al-Bukhoriy (2156), Muslim (2201)]

Satu lagi diantara fadhilah Al-Fatihah, ia disebut dengan cahaya, karena di dalamnya terdapat petunjuk bagi seorang muslim dalam semua urusannya. Jika kita mengkaji Al-Fatihah secara mendalam, maka kita akan mendapat banyak faedah dan petunjuk. Oleh karena itu, sebagian ulama’ telah menulis kitab khusus menafsirkan Al-Fatihah dan mengeluarkan mutiara hikmahnya yang berisi pelita yang menerangi kehidupan kita.

Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
بَيْنَمَاجِبْرِيْلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَسَمِعَ نَقِيْضًا مِنْ فَوْقِهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: هَذَا بَابٌمِنَ السَّمَاءِ فُتِحَ الْيَوْمَ لَمْ يُفْتَحْ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَفَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ فَقَالَ: هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى اْلأَرْضِ لَمْيَنْزِلُ قَطُّ إِلاَّ الْيَوْمَ فَسَلَّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْبِنُوْرَيْنِ أُوْتِيْتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ: فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيْمَ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ لَنْ تَقْرَأَبِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلاَّ أُعْطِيْتَهُ
Artinya : “Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , maka ia mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya. Maka ia (Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata, “Ini adalah pintu di langit yang baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali, kecuali pada hari ini”. Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya Jibril berkata, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali belum pernah turun, kecuali pada hari ini”. Malaikat itu pun memberi salam seraya berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu; belum pernah diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat penutup Surat Al-Baqoroh. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya, kecuali engkau akan diberi“. [HR. Muslim dalam Shahih-nya (806), dan An-Nasa’iy (912)]

Al-Fatihah adalah kewajiban bagi setiap orang yang mengerjakan sholat, baik ia imam, makmum, atau pun munfarid (sholat sendiri). Barangsiapa yang tak membacanya, maka sholatnya tak sah.

Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْصَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُوْنُوَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ فَإِنِّيْسَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَاللهُ تَعَالَى: قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْنِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ

Barangsiapa yang melakukan sholat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka sholatnya kurang (3X), tidak sempurna”. Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana kalau kami di belakang imam”. Beliau berkata, “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh aku telah mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Allah -Ta’ala- berfirman, “Aku telah membagi Sholat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta”. [HR. Muslim (395), Abu Dawud (821), At-Tirmidziy (2953), An-Nasa’iy (909), dan Ibnu Majah (838)]

                Syaikh nazim Al-haqqani berkata : “Suratal-Fatihah, Surat Pembuka dari al-Qur’an, turun dua kali, sekali di Makkah dan sekali di Madinah. Apakah alasan Allah menurunkan surat ini dua kali?” Karena surat al-Fatihah adalah surat yang paling penting dalam al-Qur’an. Menurut riwayat semua kitab suci telah tercakup dalam al-Qur’an dan semua makna dalam al-Qur’an terdapat dalam surat al-Fatihah. Dengan demikian jika seseorang membaca surat al-Fatihah, seolah-olah dia telah membaca seluruh kitab suci dan juga al-Qur’an! Surat al Fatihah berisi Injil, Taurat, Zabur, 100 halaman yang diturunkan sebelum turunnya kitab-kitab suci itu, dan seluruh al-Qur’an. Sehingga kita diperintahkan membaca surat al-Fatihah dalam setiap shalat. Jika seseorang membaca al-Qur’an sebanyak 7 kali tanpa surat al-Fatiha, dia belum bisa mencapai pahala orang yang membaca surat al-Fatiha sekali!

                Al-imam Al-allamah suyuti mengatakan dalam Al-itqannya bahwa semakin banyak nama surat maka semakin tinggi derajat surat tersebut. Dijelaskan didalam kitabnya bahwa nama surat ini lebih dari 20. insyaAllah akan saya sebutkan disini sebagai berikut :

Disebutkan oleh imam suyuti dalam kitabnya :


-              fatihatul kitab
-              fatihatul quran
-              ummul kitab
-              al-qur’anul ‘adzim
-              sab’ul matsani
-              al-wafiyah
-              al-kanz
-              al-kafiyah
-              al-asas
-              annur
-              al-hamd
-              assyukr
-              al-hamd ula
-              al-hamd qusra
-              arruqyah
-              asyifa
-              asyafiyah
-              assholat
-              addu’a
-              assu’al
-              atta’lim
-              al-munajah
-              attafwid




Namun belum beliau sebutkan lagi lebih dari ini, mungkin imam suyuti Rahimahullah telah menulis dalam karangannya yang lain yang belum sempat saya abaca dan temukan. Wallahua’lam.















Tafsir Lughowi (bahasa)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
“ dengan nama Allah SWT yang Maha pengasih Lagi Maha Penyayang”

Makna huruf Ba :

Menurut ulama Nahu tentang masalah ba’ ini ada beberapa pendapat :
وبِسْم : جارٌّ ومجرور ، والباء هنا للاستعانة ، لأنَّ المعنى : أقرأ مستعيناً بالله
Artinya : “ bismi : jar majrur : ba’ disini adalah isti’anah (minta tolong), maka maknanya adalah : “ aku membaca ini dengan meminta tolong kepada Allah SWT”.  (salim halbi – durrul masun).

Prof. Dr. wahbah zuhaili menyebutkan dalam tafsir munirnya :
الباء من بِسْمِ اللَّهِ زائدة بمعنى الإلصاق، والراجح أنها بمعنى الاستعانة، والجار والمجرور خبر مبتدأ محذوف عند البصريين، وتقديره: ابتدائي بسم اللّه، أي كائن باسم اللّه، أو في موضع نصب بفعل مقدر عند الكوفيين، وتقديره: ابتدأت بسم اللّه.
Artinya : “ huruf ba dari kalimat bismillah, merupakan ba’ zaidah (tambahan saja) dengan makna ilsok (nempel). Yang lebih kuat bahwasanya ba tersebut maknanya minta pertolongan. Dan jar-majrur itu sebagai khabar dari mubtada mahdzuf (dibuang) menurut ulama bashrah. Taqdirnya adalah : “ aku memulai dengan pertolongan Allah SWT”.  Atau dengan mahal nashab seperti pendapat ulama kuffah : taqdirnya : “ aku memulai dengan bismillah”.  (tafsir munir).

Ada juga ulama yang mengartikan ba’ nya bermakna mushohabah (kebersamaan) :
فَنَقُولُ أَنَّ حَرْفَ البَاءَ فىِ البسْمَلَةِ إِمَّا لِلْمُصَاحَبَةِ عَلىَ وَجْهِ التَّبَارُكِ أَوِْللأِسْتِعَانَةِ كَذَلِكْ وَلاَمَانِع مِنَ الأِسْتِعَانَةِ بِاِسْمِهِ تَعَالَى كَمَايُسْتَعَانُ بِذَاتِهِ.
Maka kami katakan bahwa huruf Ba pada permulaan kalimat Bismillah adakalanya mengandung arti kebersamaan dengan Allah dari sisi memohon keberkahan dengan menyebut nama Allah, adakalanya juga mengandung arti memohon pertolongan pada Dzat Allah dengan menyebut nama Nya, dan tidak terlarang memohon pada nama Allah Swt sebagaimana memohon pertolongan pada Dzat Nya.

وَالأَوْلىَ جَعْلُهَا لِلْمُصَاحَبَةِ عَلىَ وَجْهِ التَّبَارُكِ أَوْ عَلىَ وَجْهِ الأِسْتِعَانَةِ بِذَاتِه تَعَالىَ ِلأَنَّ جَعْلَهَا لِلأِسْتِعَانَةِ بِاِسْمِهِ إِسَاءَةُ الأَدَابِ.
Dan yang paling utama adalah menafsirkan arti huruf Ba tersebut dengan arti kebersamaan dari sisi memohon keberkahan dengan menyebut nama Allah Swt. Atau dengan arti memohon pertolongan pada Dzat Allah, karena memohon pertolongan pada nama Allah adalah perbuatan tercela yang tercela.



Maka dikatakan oleh sebagian ulama :
وَمَعْنَى الباَءِ الإِشاَرِىُّ بِى كَانَ مَاكَانَ وَبِى يَكوُنُ مَايَكوُنُ وَحِيْنَئِذٍ يَكوُنُ فىِ البَاءِ إِشَارَةٌ اِلىَ جَمِيْعِ العَقَائِدِ ِلأَنَّ المُرَادَ بِى وَجَدَ مَاوَجَدَ وَبِى يوُجَدُ مَايوُجَدُ
Makna huruf Ba dari sisi isyarat yang terkandung di dalamnya adalah Allah Swt berkata, “Olehku telah terjadi sesuatu telah terjadi, olehku  pula akan terjadi sesuatu akan terjadi” dari arti ini huruf Ba merupakan pertanda dari semua unsur aqidah, karena sesungguhnya yang di maksudkan dari aqidah itu adalah : “Olehku ( Allah ) telah terwujud sesuatu yang telah terwujud, olehku pula akan terwujud sesuatu yang akan terwujud”.

Didalam kitab kifayatul Atqiya : huruf ba’ dibariskan kasrah maka maknanya kita harus senantiasa merendahkan diri kita dihadapan Allah SWT, dan huruf alif pada kalimat isim itu melambangkan kesombongan, sehingga huruf alif pada kalimat bismillah yang pertama kali itu dihapus.

فَنَقُولُ أَنَّ مِمَّايَتَعَلَقُ بِالبَسْمَلَةِ مِنَ المَعاَنىِ الدَّقِيْقَةِ ماَقِيْلَ ؛ إِنَّ الباَءَ بَهاَءُ اللهِ وَالسِّيْنُ سَناَءُ اللهِ وَالمِيْمُ مَجْدُ اللهِ .
Maka kami katakan bahwa diantara makna-makna halus yang berkaitan dengan Bismillah adalah seperti dikatakan ; bahwa huruf Ba artinya keagungan Allah, huruf Sin artinya keluhuran derajat Allah dan huruf Mim artinya kemuliaan Allah.

وَقِيْلَ ؛ الباَءُ بُكاَءُ التَّائِبِيْنَ وَالسِّيْنُ سَهْوُ الغاَفِلِيْنَ وَالمِيْمُ مَغْفِرَتُهُ لِلْمُذْنِبِيْنَ
Dan disebutkan ; huruf Ba artinya tangisan orang-orang yang bertaubat, huruf Sin artinya lalainya orang-orang lupa dan huruf Mim artinya ampunan Allah Swt kepada orang-orang yang berdosa.

وَقاَلَ بَعْضُ الصُّوْفِيَّةِ ؛ أَللهُ ِلأَهْلِ الصَّفاَ , الرَّحْمَنُ ِلأَهْلِ الوَفاَ , الرَّحِيْمُ ِلأَهْلِ الجَفاَ .
Sebagian Ulama ahli Tasawuf berkata ; dalam kalimat Bismillah Allah adalah bagi ahli shofa (yang suci hatinya), Ar-Rohmaan adalah bagi ahli Wafa (yang dikabulkan permohonannya) dan Ar-Rohiim adalah bagi ahli Jafa (jahat dan durhaka kepada Allah Swt).

وَقاَلُوْا ؛ أَوْدَعَ اللهُ جَمِيْعَ العُلُوْمِ فىِ الباَءِ أَىْ بىِ كاَنَ وَبىِ يَكُوْنُ ماَ يَكُوْنُ , فَوُجُوْدُ العَواَلِمِ بىِ وَلَيْسَ لِغَيْرِى وُجُوْدٌ حَقِيْقِىٌ إِلاَّ بِالإِسْمِ وَهُوَ مَعْنَى قَوْلِهِمْ ؛ ماَنَظَرْتُ فىِ شَيْءٍ إِلاَّ وَرَأَيْتُ اللهَ فِيْهِ أَوْ قَبْلَهُ
Para Ulama ahli Tasawuf atau ahli makrifat berkata ; Allah menyimpan semua ilmu pada huruf Ba, artinya “Olehku telah terjadi sesuatu telah terjadi, olehku pula akan terjadi sesuatu akan terjadi”. Oleh karenanya wujud semua alam adalah sebab Aku, dan selain Aku tidak ada wujud yang hakiki kecuali dengan nama-Ku, hal ini adalah makna pendapat para Ulama ahli makrifat, yaitu “Tidak semata-mata aku melihat sesuatu perkara melainkan aku melihat Allah Swt akan adanya perkara itu atau sebelum adanya perkara itu”




Makna isim

واسم: أصله سمو بكسر السين، أو سمو بضمها، وهو عند البصريين مشتقّ من السّمو «2» .
ت: وهو العلو والارتفاع.
Artinya : “ isim adalah berasal dari kalimat simmu dengan sin yang kasrah maknanya (tinggi), atau dengan summu dengan dommah. Ini menurut ulama bashrah diambil dari kalimat sumu yaitu maknannya tinggi .

Makna Allah SWT

{ الله } : إسم علم على ذات الربّ تبارك وتعالى يُعرف به .
Artinya:  Allah adalah isim alam’ atas dzat Tuhan tabaraka wa ta’ala yang dikenal dengan nama itu. (tafsir aysaruttafasir).

Makna  arrahman

ف { الرحمن } ذو الرحمة الشاملة التي وسعت الخلق في أرزاقهم ومصالحهم ، وعمّت المؤمن والكافر .
Artinya : arrahman adalah yang Mempunyai rahmat yang menyeluruh yaitu rahmatnya meluas kepada semua makhluk dalam pembagian rizqi dan kemaslahatan mereka. Dan rahmatnya itu umum untuk orang mukmin dan kafir.

Makna Arrahim

{ الرحيم } خاص للمؤمنين كما قال تعالى : { وَكَانَ بالمؤمنين رَحِيماً } [ الأحزاب : 43 ] .
Artinya : (arrahman) khusus untuk orang beriman sebagaimana firman Allah SWT : “Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”.

Hukum basmalah

Apakah bismillah merupakan bagian dalam surat Al-Fatihah ?

Jawab :
Ulama sepakat bahwa bismillah yang terdapat dalam surat An-naml itu merupakan ayat. Namun
Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini, dan insyaAllah saya akan kemukakan sebagai berikut :

-              imam malik dan abu hanifah mengatakan bahwa ini bukanlah ayat dari fatihah.
-              adapun imam syafi’I mengatakan bahwa ini merupakan ayat Al-qur’an.

Apakah hukum membaca bismillah dalam shalat ?

Jawab :
Menurut imam abu hanifah hal tersebut disunnahkan. Namun menurut imam syafi’I diwajibkan jika ia meninggalkannya maka batal shalatnya.
Hikmah mengucapkan bismillah

Ada orang-orang yang membenci Al-Qur’an mengatakan bahwa kalimat bismillah diambil dari kitab-kitab sebelumnya, George sale mengatakan bahwa kalimat itu diambil dari zend avesta. Maka rodwell berpendapat bahwa orang-orang arab sebelum islam mengambil kalimat itu dari orang yahudi lalu memasukkannya kedalam Al-Qur’an, ini adalah pemahaman yang tidak benar. Ini adalah pendapat kaum orientalis modern.

Ketika membaca bismillah maka secara sadar atau tidak kita telah masuk kedalam naungan pertolongan Allah SWT, sebab jika kita memulai membaca bismillah maka maknanya :

1.                   Kita telah menghubungkan diri kita dengan Allah.
2.                   Kita menyadari sepenuhnya bahwa perbuatan itu dilakukan karena Allah dan untuk meraih ridha-Nya.
3.                   Kita menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kekuatan yang diberikan Allah kita tidak akan mampu melakukan aktivitas apapun.

Kekuatan manakah yang menandingi kekuatan Allah ? pertolongan manakah yang menandingi pertolongan Allah ? kepada siapakah kita bisa meminta pertolongan ?  semua hanya kepada Allah SWT karena Ialah yang memberikan solusi yang terbaik bagi setiap permasalahan yang ada pada pribadi kita masing-masing. Maka orang yang membaca bismillah pada setiap pekerjaannya, berarti ia memulai dengan meminta bantuan Allah SWT, sebab bergeraknya sendi-sendi tubuh kita itu bukan dari kemampuan kita semata, tapi ada kekuatan yang Maha dahsyat yaitu kekuatan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu haditsnya : “Penghalang antara mata jin dan aurat Bani Adam, apabila salah seorang dari mereka melepas pakaiannya, ialah dengan membaca Bismillah. Dan Apabila seorang masuk ke rumahnya dan mengingat Allah (berdzikir) ketika masuknya dan ketika makan, maka setan berkata: “Tidak ada tempat istirahat dan makan malam untuk kalian.” Dan apabila ia masuk dan tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan berkata: “Kalian telah mendapatkan tempat istirahat.” Dan apabila ia tidak mengingat Allah ketika makan, maka ia berkata:”Kalian mendapatkan tempat istirahat dan makan malam”

Bersabda Nabi s.a.w.: "Ketika turunnya Bismillaahir rahmaanir rahiimi, bergembiralah ahli langit dari bangsa Malaikat, bergoncanglah 'Arasy kerana turunnya. Turut serta bersamanya 1000 Malaikat. Dan, bertambahlah iman para Malaikat. Dan, tunduklah segala jin dan bergetar segala planet. Gementar segala sendi-sendi kerana turunnya." Dari Abu Na'im dan Ibn Sunni dari Siti Aisyah r.anhuma: "Ketika turun Bismillaahir rahmaanir rahiimi, mengucap tasbihlah gunung-ganang hingga dapat mendengar para penduduk Mekah dan sekitarnya. Lalu mereka berkata:"Rupanya Muhammad yang menyihir gunung-gunung itu." Kemudian Allah bangkitkan awan hingga meneduhkan penduduk Mekah."
               
Rasulullah s.a.w. bersabda: " Barangsiapa mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiimi dan Laa haula walaquwwata illaa billaahil aliyyil adzhiim, Allah lepaskan dia dari 70 pintu bala dan kesukaran, dukacita dan kesakitan." Dari al-Waqii dan Ats-Tsa'labi dari Ibnu Mas'ud r.a.: "Barangsiapa ingin dipelihara oleh Allah dari seksaan Neraka Zabbaniah yang sembilanbelas, maka hendaklah dia mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiimi. Karena Allah menjadikan tiap-tiap huruf Bismillah itu sebagai perisai." Dari ad-Dailami dari Ibnu Mas'ud r.a., bersabda Rasulullah s.a.w.: "Barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiimi, dituliskan baginya tiap-tiap huruf 4000 kebajikan, dihapuskan darinya 4000 keburukan dan diangkat dia 4000 darjat."
                                Bersabda Nabi s.a.w.: "Jin itu suka memakai barang-barang kepunyaan manusia dan pakaian mereka. Oleh itu,barangsiapa mengambil atau menaruh pakaian, ucapkanlah Bismillaahir rahmaanirrahiimi. Kerana sesungguhnya nama Allah yang dibacakan di situ merupakan cop mohor Allah." Pengertian dari hadith di atas ialah hendaklah kita mengucapkan Bismillaahir rahmaanirrahiimi setiap kali kita menyimpan atau mengambil barang-barang kepunyaan kita agar terjaga daripada jin dan Syaitan. Bukan sahaja kita mendapat pahala dari mengucapkannya tetapi juga mendapat keberkatan dan keselamatan  atas harta-benda mahupun diri dan segala usaha kita. Dari Anas bin Malik bersabda Nabi s.a.w.: "Andaikata pepohon dijadikan pena dan lautan dijadikan tinta, lalu dikumpulkan semua jin, manusia dan Malaikat untuk membuat buku dan menulis erti Bismillaahir rahmaanirrahiimi selama sejuta tahun, mereka tidak akan sanggup mengertikannya walau hanya satu persepuluh darinya."
Dikisahkan di dalam Kitab Khozinatul-Asror bahawasanya Allah Ta'ala itu mempunyai 3000 namayang mana 1000 nama hanya diketahui oleh para Nabi-Nabi Allah, 300 nama disebutkan di dalam Kitab Taurat, 300 nama disebutkan di dalam kitab Injil, 300 nama disebutkan di dalam Kitab Zabur, 99 nama disebutkan di dalam al-Qur'anulkariim manakala 1 berada di sisi Allah. Dan, adapun makna daripada keseluruhan 3000 nama ini terhimpun di dalam 3 nama-nama Allah iaitu Allah, Arrahmaan dan Arrahiim yang termaktub pula di dalam kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiimi. Maka, barangsiapa mengajarkan dan mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiimi umpama ia menyebutkan keseluruhan 3000 nama-nama Allah. Adapun sesungguhnya kalimah Bismillaahir rahmaanir rahiimi itu ada sembilanbelas huruf dan Malaikat-Malaikat penjaga Neraka itu juga ada sembilanbelas. Maka, barangsiapa membaca Bismillaahir rahmaanir rahiimi dengan penuh ikhlas dan yakin kepada Allah, nescaya terhindarlaj dia daripada siksaan Malaikat Zabbaniah.

Dan, barangsiapa mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiimi banyak-banyak dengan harapann mendapat rezeki, nescaya akan diberikan Allah rezekidengan mudah dan tidak terduga olehnya. Serta,diberi kurnia kehebatan di hati manusia dan di sisi alam yang tinggi ( yakni Malaikat ) dan alam yang rendah ( yakni manusia dan lain-lain makhluk Allah di mukabumi ).




















الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [١:٢]
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.(alfatihah 2).

Tafsir lughowi

Permasalahan-permasalahan :
-              alif lam pada kalimat ini
-              makna hamd dan madh
-              huruf lam pada kalimat lillahi
-              makna Rab
-              makna ‘alamin

Jawab  :

Pertama : alif lam pada kalimat alhamdulillah

Imam arrazi dalam tafsirnya :
Alif lam pada kalimat Alhamdulillah mengandung beberapa aspek :
-              alif lam ikhtisos (pengkhususan)
                Seperti : الباب للفصل
-              alif lam milk (kepemilikan)
                Seperti : المالُ لمحمد
-           alif lam istihqoq (keberhakan)
                Seperti : الْحَمْدُ لله

lam pada kalimat Alhamdulillah mengandung beberapa aspek :
-              ikhtisos (pengkhususan)
                Seperti : الْجُلُّ لِلْفَرَسِ
-           milk (kepemilikan)
                Seperti : الدَّارُ لِزَيْدٍ
-           isti’la (meninggikan)
                Seperti : الْبَلَدُ لِلسُّلْطَانِ

Kedua : makna hamd dan madh dan asyukru

Alhamdu : Yaitu pujian yang disertai dengan mahabah (kecintaan) dan pengagungan atas kebaikan dari suatu anugrah kenikmatan, kebaikan yang diberikan oleh seseorang. Diberikan bisa karena ilmunya, kebaikannya, kasih sayangnya atau seperti ditolong dan lainnya, dan pujian ini boleh digunakan hanya pada yang berakal tidak diberikan kepada patung dan mayat.

Almadhu : yaitu pujian yang disebabkan karena kebaikan atau tidak sama sekali. Jadi pujian ini diberikan kepada patung, pohon, baik benda hidup atau mati. Seperti pujian orang yang sedang menjilat.

Syukru : yaitu pujian yang diberikan lantaran kebaikan seseorang terhadapnya bukan karena sifat baiknya, tapi karena amaliyahnya dia berbuat baik terhadapnya. Jadi apabila orang member kita makan kita baru bersyukur.
Ketiga : memuji dengan madh itu dilarang

Memuji dengan Madh (dengan maksud menjilat) itu dilarang sebagaimana hadits dari baginda Rasul SAW :
«احْثُوا التُّرَابَ فِي وُجُوهِ الْمَدَّاحِينَ»
                Artinya : “ lemparkanlah tanah pada muka orang yang memuji (dengan menjilat)”
                               
«مَنْ لَمْ/ يَحْمَدِ النَّاسَ لَمْ يَحْمَدِ اللَّهَ»
Artinya : “ barangsiapa yang tidak (bersyukur) kepada manusia maka ia tidak memuji Allah”

Kita sering beranggapan bahwa hanyalah yang diberi itu merupakan nikmat. menurut kami kurang tepat. Karena menurut segelintir ulama : “ tertolak dari bala merupakan nikmat dari Allah, ada yang mengatakan bahwa nikmat pemberian itu lebih banyak dari nikmat tercegah dari bala’. Karena nikmat tertolak bala itu tidak terbatas, karena kita tidak tahu kapan kita tercegah dari bala, banyak kemungkinan untuk kita terkena bala. Sedangkan nikmat pemberian itu terbatas. Maka nikmat tercegah bala lebih penting dari nikmat pemberian.

Keempat : kedalaman makna Alhamdulillah

Syaikh mutawalli sya’rowi sering berkata bahwa ketika ada orang menolong kita dengan memberikan bantuan ini itu, ketika kita sakit kita diberikan pertolongan, otomatis kita akan jadi sangat hormat dengan orang itu dan kita banyak sekali berterimakasih, bahkan kita tidak akan lupa dengan orang itu seumur hidup kita walaupun kita ketemu hanya sekali, dan kita selalu menceritakan tentang dia dimana-mana. Tapi bagaimana Allah memberikan kenikmatan dan Rahmat kepada kita ? kita manusia yang sangat mudah untuk kufur nikmat, namun Allah masih berikan kita keringanan untuk bersyukur kepada Allah. Hanya dengan mengucapkan 2 kata : “ alhamdu lillah”.

Kelima : mengapa dikatakan Alhamdulillah ?
Mengapa tidak dikatakan “ahmadu lillah” malah “Alhamdulillah” ?
-              kalau dikatakan ahmadu lillah, dapat dipahami bahwa ada kemampuan memuji pada Allah SWT padahal jika diartikan dengan “Alhamdulillah” maknanya bahwa Allah itu Mahmud (Maha Terpuji) sebelum adanya pujian orang yang memuji sebelum adanya syukur orang yang bersyukur. Baik manusia itu memuji atau tidak, mau bersyukur atau tidak Allah telah Maha Terpuji sejak zaman Azali.
-              makna Alhamdulillah : “ Alhamda wa tsana wa milkuhu haqqun lillahi” karena sesungguhnya Allah yang paling berhak dipuji karena pemberianNya dan kasih sayangNya. Karena kalau kita mengucapkan “ahmadu lillah” belum menunjukkan bahwa yang kita puji itu berhak menerima pujian itu.
-              ketika menyebutkan “ahmadulillah” maka kita telah memuji dengan pujian yang kurang layak. Akan tetapi jika kita mengucapkan “Alhamdulillah” maka seakan-akan kita mengatakan : “ man ana hatta ahmaduhu ?” (siapa saya sampai2 memujinya?) kita merasa bahwa pujian kita kurang layak kepada Allah.
-              kalimat “Alhamdulillah” itu mengandung makna ta’dzim atas segala pemberian. Adapun ketika kita mengucapkan kalimat “ahmadulillah” jika hatinya itu lalai dari rasa ta’zim maka pujian itu dusta. Sedangkan ketika kita mengucapkan “Alhamdulillah” baik hati kita lalai dari rasa ta’dzim atau tidak tetap mengandung unsur ta’dzim. Sama seperti kalimat : “ la ilaha illallah” (tidak mengandung dusta)”. Sedangkan kalimat : “ asyhadu alla ilaha illallah” (mengandung dusta).

Keenam : fadhilah alhamdulillah

Rasulullah SAW bersabda :
عَنِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، أَنَّهُ قَالَ إِذَا أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَى عَبْدِهِ نِعْمَةً فَيَقُولُ الْعَبْدُ الْحَمْدُ لِلَّهِ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: «انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي أَعْطَيْتُهُ مَا لَا قَدْرَ لَهُ فَأَعْطَانِي مَا لَا قِيمَةَ لَهُ» ،
Artinya : “ apabila allah memberikan nikmat kepada hambanya satu nikmat, maka berkata hamba tersebut Alhamdulillah, maka Allah menjawab : “ lihatlah kalian malaikat kepada hambaku, aku telah beri ia apa-apa ia tidak mampu, maka berilah aku apa-apa yang tidak ada kekuatan baginya”.  (tafsir mafatihul ghaib).

Ketujuh : lebih utama tasbih atau tahmid

Ini menjadi perselisihan ulama :

yang mendahulukan tasbih alasannya , telah tertera dalam hadits nabi SAW.
Sebab Allah SWT Berfirman :
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ [٥٩:٧]
Artinya : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.(al-hasyr – 7)

Rasulullah SAW bersabda :
ابْدَؤُوا بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
Artinya : “ mulailah dengan apa-apa yang dimulai oleh Allah dengannya” (daruqutni)

                yang mendahulu tahmid adalah : (dipandang dari segi hikmah)
                -              bahwa tahmid itu mengandung kalimat tasbih
-              kalimat tasbih menujukkan kesempurnaan, dan kalimat tahmid diatas kesempurnaan. (mafatihul ghaib).







Kedelapan : tahmid para Nabi

-              Kalimat Alhamdulillah yang pertama kali diucapkan oleh nabi adam ketika bersin adalah Alhamdulillah dan ucapan ahlul jannah adalah Alhamdulillah (al-a’raf 43)
-              nabi nuh selamat dari banjir mengucapkan Alhamdulillah (muminum 23 : 28)
-              nabi Ibrahim ketika tidak jadi menyembelih anaknya . (Ibrahim 14 – 39)
-              nabi daud dan sulaiman ketika diberi kekuasaan (annaml 27 – 15)

Kesembilan : makna Rab

Dalam durrul masun syaikh samin halbi mengatakan :
الربُّ لغةً : السيِّدُ والمالك والثابِت والمعبود الصاحب
Artinya : “Rab menurut bahasa : tuan, raja, yang tetap yang disembah, yang mempunyai”.

                  -            memimpin : رب َّ القوم
                  -            memiliki : ربُّ البيت (shahib/malik)
                  -            memperbaiki / mendidik : tarbiyah : ربَّ الامر
                  -            memelihara (mutawalli) : ربَّ الصبيَّ

                  Makna lain :
                  ربابة/ ربُوبِية / ربوبة  : ketuhanan
                  ربَّانيِ : orang yang telah mencapai derajat makrifat

Kesepuluh : semua nikmat berasal dari Allah SWT

                  Imam fakhruddin arraz mengatakan dalam tafsirnya:
إِنَّ كُلَّ مَنْ أَنْعَمَ عَلَى غَيْرِهِ بِإِنْعَامٍ فَالْمُنْعِمُ فِي الْحَقِيقَةِ هُوَ اللَّهُ تَعَالَى، لِأَنَّهُ لَوْلَا أَنَّهُ تَعَالَى خَلَقَ تِلْكَ الدَّاعِيَةَ فِي قَلْبِ ذَلِكَ الْمُنْعِمِ وَإِلَّا لَمْ يُقْدِمْ عَلَى ذَلِكَ الْإِنْعَامِ، وَلَوْلَا أَنَّهُ تَعَالَى خَلَقَ تِلْكَ النِّعْمَةَ وَسَلَّطَ ذَلِكَ الْمُنْعِمَ عَلَيْهَا وَمَكَّنَ الْمُنْعَمَ عَلَيْهِ مِنَ الِانْتِفَاعِ لَمَا حَصَلَ الِانْتِفَاعُ بِتِلْكَ النِّعْمَةِ، فَثَبَتَ أَنَّ الْمُنْعِمَ فِي الْحَقِيقَةِ هو الله تعالى.
       Artinya : “ sesungguhnya setiap orang yang diberikan nikmat oleh Allah atas lainnya dengan kenikmatan yang banyak. Maka yang memberikan nikmat pada haqiqatnya adalah Allah SWT.  Sesungguhnya Allah SWT lah yang membuat motivasi didalam hati orang yang memberikan nikmat maka jika tidak tidak ada yang namanya pemberian nikmat. karna Allah SWT lah yang menciptakan nikmat tersebut dan allah SWT lah menguasai orang yang memberi nikmat itu atasnya, dan Allah lah yang memungkin orang yang diberi nikmat itu bisa memanfaatkan nikmat yang telah dihasilkan dengan nikmat tadi maka, maka telah ditetapkan bahwasanya yang memberikan nikmat secara haqiqat adalah Allah SWT.





Kesebelas : nabi Dawud yang mengaku tidak bisa bersyukur kepada Allah SWT

وَنُقِلَ أَنَّ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ: يَا رَبِّ كَيْفَ أَشْكُرُكَ وَشُكْرِي لَكَ لَا يَتِمُّ إِلَّا بِإِنْعَامِكَ عَلَيَّ وَهُوَ أَنْ تُوَفِّقَنِي لِذَلِكَ الشُّكْرِ؟ فَقَالَ: يَا دَاوُدُ لَمَّا عَلِمْتَ عَجْزَكَ عَنْ شُكْرِي/ فَقَدْ شَكَرْتَنِي بِحَسَبِ قُدْرَتِكَ وطاقتك.
Artinya :  dinukil bahwasanya dawud As berkata : “ wahai tuhanku bagaimana aku bisa bersyukur kepadaMu, dan syukurku pun bagiMu tidak tidak akan sempurna kecuali dengan nikmat yang Kau berikan kepadaku, sedangkan Kaulah yang memberikan kemampuan kepadaku dengan syukur tersebut ?  Allah SWT berfirman : “ wahai daud, ketika engkau mengetahui kelemahanmu dalam bersyukur kepada ku, maka sungguh engkau telah bersyukur kepada dengan kadar dan kemampuan mu.

Keduabelas : kalimat Alhamdulillah kalimat ketaatan yang tidak punya ujung.

أَقُولُ: هَاهُنَا دَقِيقَةٌ أُخْرَى، وَهِيَ أَنَّ نِعَمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَى الْعَبْدِ فِي الدُّنْيَا مُتَنَاهِيَةٌ، وَقَوْلَهُ الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدٌ غَيْرُ مُتَنَاهٍ، وَمَعْلُومٌ أَنَّ غَيْرَ الْمُتَنَاهِي إِذَا سَقَطَ مِنْهُ الْمُتَنَاهِي بَقِيَ الْبَاقِي غَيْرَ مُتَنَاهٍ، فَكَأَنَّهُ تَعَالَى يَقُولُ: عَبْدِي، إِذَا قُلْتَ الْحَمْدُ لِلَّهِ فِي مُقَابَلَةِ تِلْكَ النِّعْمَةِ فَالَّذِي بَقِيَ لَكَ مِنْ تِلْكَ الْكَلِمَةِ طَاعَاتٌ غَيْرُ مُتَنَاهِيَةٍ، فَلَا بُدَّ مِنْ مُقَابَلَتِهَا بِنِعْمَةٍ غَيْرِ مُتَنَاهِيَةٍ، فَلِهَذَا السَّبَبِ يَسْتَحِقُّ الْعَبْدُ الثَّوَابَ الْأَبَدِيَّ والخير السرمدي، فثبت أن قول العبد الحمد لِلَّهِ يُوجِبُ سَعَادَاتٍ لَا آخِرَ لَهَا وَخَيْرَاتٍ لَا نِهَايَةَ لَهَا.
Artinya:  disini satu